Pada pertengahan abad ke-19, Kekaisaran Jepang mengalami perubahan bersejarah yang mengubah takdir bangsanya. Konvensi Kanagawa, sebuah perjanjian yang mengakhiri kebijakan isolasi Jepang, menjadi tonggak penting yang membuka pintu gerbang bagi pengaruh Barat dan memulai era modern di Negeri Matahari Terbit.
Sebelum Konvensi Kanagawa, Jepang menerapkan kebijakan isolasi diri yang ketat, dikenal sebagai sakoku, selama lebih dari dua abad. Kebijakan ini dimulai pada awal abad ke-17 oleh pemerintahan Tokugawa, dengan tujuan untuk menjaga stabilitas politik dan mengendalikan pengaruh asing. Namun, pada pertengahan abad ke-19, tekanan dari Barat untuk membuka hubungan dagang dengan Jepang semakin meningkat. Termasuk mengirim ke Jepang salah satunya.
Pada tahun 1853, Komodor Matthew Perry dari Amerika Serikat memimpin ekspedisi ke Jepang dengan empat kapal perang. Tindakan ini bertujuan untuk membuka hubungan dagang antara Jepang dan Amerika Serikat, serta memberikan perlindungan bagi kapal Amerika yang terdampar di perairan Jepang. Perry menggunakan diplomasi dan kekuatan militer untuk meyakinkan Jepang agar membuka pintu gerbangnya kepada dunia luar.
Pada tanggal 31 Maret 1854, Konvensi Kanagawa ditandatangani antara Amerika Serikat dan Jepang. Perjanjian ini menetapkan beberapa poin penting, termasuk pembukaan dua pelabuhan bagi kapal Amerika yang membutuhkan perbaikan dan pengisian bahan bakar. Pelabuhan-pelabuhan tersebut adalah Hakodate di pulau Hokkaido dan Kanagawa (sekarang bagian dari Yokohama) di dekat Tokyo.
Selain itu, perjanjian ini mengatur hubungan diplomatik antara kedua negara, memberikan perlindungan bagi kapal Amerika yang melintasi perairan Jepang, dan membuka jalan bagi negosiasi lebih lanjut. Konvensi Kanagawa menjadi landasan bagi perjanjian serupa dengan negara-negara Barat lainnya, seperti Prancis, Inggris, dan Rusia.
Konvensi Kanagawa mengakhiri periode isolasi Jepang dan membuka pintu bagi pengaruh Barat. Peristiwa ini menciptakan landasan bagi modernisasi Jepang yang berkelanjutan. Pemerintah Jepang menyadari pentingnya modernisasi untuk menghadapi ancaman Barat dan mulai mengadopsi reformasi dalam bidang militer, ekonomi, dan sosial.
Era Meiji yang dimulai pada tahun 1868 menjadi simbol perubahan besar di Jepang. Negara ini beralih dari feodalisme ke sistem pemerintahan yang modern, mengadopsi teknologi Barat, dan melakukan transformasi besar dalam berbagai bidang. Konvensi Kanagawa dapat dipandang sebagai kunci pembuka pintu bagi transformasi besar ini.
Konvensi Kanagawa bukan hanya sebuah perjanjian diplomatik, tetapi juga peristiwa bersejarah yang mengubah nasib Jepang. Pembukaan pintu gerbangnya terhadap dunia luar melahirkan era modern di Negeri Matahari Terbit. Dengan memahami pentingnya perjanjian ini, kita dapat melihat bagaimana interaksi dengan dunia luar telah membentuk Jepang menjadi negara yang kuat dan modern yang kita kenal saat ini.